Dua minggu yang lalu, saya di undang oleh adik-adik PMR, khususnya PMR SMAN 6 Tasikmalaya untuk mengisi materi PMR. Materi yang saya bawakan yaitu promosi kesehatan pada Remaja. Promosi kesehatan yang saya sampaikan yaitu materi tentang Kesja (Kesehatan Remaja). Salah satu materi Kesja di dalamnya adalah tentang HIV/AIDS. Di sini saya akan bahas beberapa hal tentang HIV/AIDS yang saya review dari materi PMR yaitu Kesehatan Remaja tentang HIV/AIDS.
APAKAH AIDS ITU?
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala penurunan kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi rentan terhadap penyakit lain yang mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh virus (jasad sub-renik) yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV).
BAGAIMANAKAH HIV MELEMAHKAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH?
Sasaran penyerangan HIV adalah sistem kekebalan tubuh, terutama sel-sel limfosit T4 atau disebut juga CD4-T. Selama terinfeksi, limfosit menjadi media pengembangbiakan virus. Jika sel-sel limfosit T4 mati, virus akan dengan bebas menyerang sel-sel limfosit T4 lainnya yang masih sehat. Akibatnya, daya tahan tubuh akan semakin menurun. Akhirnya, sistem kekebalan tak mampu melindungi tubuh. Ini akan membuat kuman penyakit infeksi lain (kadang disebut infeksi oportunistis/infeksi mumpung) akan masuk dan menyerang tubuh penderita. Bahkan, kuman-kuman lain yang jinak tiba-tiba bisa menjadi ganas. Kuman itu bisa berupa virus lain, bakteri, mikroba, jamur, ataupun mikroorganisme patogen lainnya. Jika sudah begitu, penderita bisa saja meninggal karena TBC, diare, kanker kulit, infeksi jamur, dll.
BAGAIMANA MENGETAHUI SESEORANG MENGIDAP HIV?
Sejak tertular sampai dengan mendapat infeksi oportunistis, tidak mudah menyatakan seseorang mengidap HIV hanya dengan melihat secara fisik. Penyakit ini secara dini hanya bisa diketahui jika dilakukan dengan pengujian di laboratorium. Pengujian dilakukan dengan mengukur adanya zat anti (antibodi) dalam darah penderita. Dalam hal ini, seseorang yang tertular HIV melampaui tahapan (atau stadium) sebagai berikut.
1. Stadium Inkubasi
Virus menginfeksi tubuh dan bersembunyi dalam sel darah putih. Umumnya, belum ada gejala apa-apa. Sebagian orang mungkin merasa lelah, kehilangan selera makan, sedikit pembengkakan pada kelenjar getah bening (di ketiak, leher, dan paha). Pada masa ini, HIV dalam darah belum dapat ditentukan. Namun, penderita sudah bisa menularkan HIV ke orang lain.
2. Stadium Awal (Window Period)
Sesudah 3-6 bulan, baru pemeriksaan darah tersebut akan menunjukkan tanda HIV positif atau disebut seropositif. Artinya, dalam tubuh orang tersebut telah terbentuk zat anti (antibodi) terhadap virus HIV. Seseorang yang seropositif HIV kemungkinan akan tetap sehat atau hanya menderita tanda atau gejala sakit biasa. Penderita kadang hanya mengalami pembengkakan kelenjar getah bening, penurunan berat badan, berkeringat, diare, dan beberapa infeksi ringan.
Stadium Tenang Masa ini umumnya berjalan sekitar 2-10 tahun (rata-rata 5 tahun). Pada masa ini, penderita secara fisik mungkin kelihatan normal atau hanya sakit ringan yang umum. Namun, secara perlahan, HIV akan menghancurkan sistem kekebalannya.
3. Stadium AIDS (Full Blown)
Pada masa ini, virus akan menghancurkan sebagian besar atau seluruh sistem kekebalan tubuh sehingga mulai tampak adanya infeksi oportunistis. Contohnya adalah radang paru-paru, kanker kulit, TBC, penyakit saraf, penyakit saluran pencernaan, dan berbagai kanker lainnya. Penyakit-penyakit ini sulit disembuhkan. Umumnya, jika keadaan penderita semakin memburuk, penyakit tersebut bisa menyebabkan kematian.
Dari gambaran tersebut menjadi amat jelas bahwa hanya dengan pemeriksaan darah saja seseorang bisa diketahui apakah tertular HIV atau tidak. Sebenarnya, pemeriksaan darah bukan untuk menentukan seseorang terkena HIV atau tidak. Penelitian ini untuk menemukan serum anti terhadap HIV yang masuk ke dalam darah. Itu sebabnya dalam stadium inkubasi, pada saat serum anti belum terbentuk, pemeriksaan darah tidak diketahui adanya penularan. Namun ternyata HIV sudah ada dalam darah dan bisa menyebar ke orang lain.
BAGAIMANA HIV DAPAT DITULARKAN?
Jika seseorang telah seropositif terhadap HIV, dalam tubuhnya telah mengandung virus tersebut. HIV yang paling besar terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani, dan produk darah lainnya. Apabila sedikit darah atau cairan tubuh lain dari pengidap HIV berpindah secara langsung ke tubuh orang lain yang sehat, ada kemungkinan orang itu akan tertular AIDS. Cara penularan yang paling umum melalui sanggama, transfusi darah, jarum suntik, dan kehamilan. Penularan melalui ludah, kotoran, keringat, dll. secara teoretis mungkin saja bisa terjadi. Namun, kemungkinannya sangat kecil.
1. Penularan lewat sanggama
Pemindahan yang paling umum dan paling sering terjadi adalah melalui hubungan seksual. Di sini HIV dipindahkan melalui cairan sperma atau cairan vagina. Adanya luka pada pihak penerima akan memperbesar kemungkinan penularan. Itulah sebabnya pelaku sanggama yang tidak wajar (lewat dubur terutama), yang cenderung lebih mudah menimbulkan luka, memiliki kemungkinan lebih besar untuk tertular HIV.
2. Penularan lewat transfusi darah
Jika darah yang ditranfusikan telah terinfeksi oleh HIV, virus itu akan menyebar ke orang lain melalui darah. Ini akan membuat orang tersebut terinfeksi HIV. Risiko penularan melalui transfusi darah ini terjadi hampir 100%.
3. Penularan lewat jarum suntik
Model penularan lain secara teoretis dapat terjadi melalui akupunktur (penggunaan tusuk jarum), tato, dan tindik. Penularan ini juga terjadi pada penggunaan alat suntik atau injeksi yang tidak steril yang sering dipakai para pengguna narkoba dan juga suntikan oleh petugas kesehatan liar.
4. Penularan lewat kehamilan
Jika ibu hamil terinfeksi HIV, virus tersebut bisa menular ke janin yang dikandungnya melalui plasenta. Risiko penularan ibu hamil ke janin yang dikandungnya berkisar 20%-40%. Risiko ini mungkin lebih besar kalau sang ibu sudah mencapai stadium kesakitan AIDS (full blown).
BAGAIMANA HIV TIDAK DITULARKAN?
Dari penjelasan sebelumnya, kita telah mengetahui apa saja yang membuat HIV bisa tertular. Berikut ini adalah beberapa kegiatan bersama penderita tapi tidak berpotensi tertular virus tersebut.
- Berjabat tangan dengan para penderita AIDS
- Memberikan P3K dengan prosedur yang benar
- Bermain bersama dengan pengidap HIV
- Berciuman tanpa kontak cairan mulut atau darah dari luka
- Tidur bersama penderita AIDS
- Digigit nyamuk atau serangga
- Bertukar pakaian atau barang lain milik pengidap HIV
- Berak atau kencing di WC umum
- Berenang bersama dengan para penderita AIDS
- Anak yang digendong oleh pengidap AIDS
- Naik bus yang penuh sesak dengan para penderita AIDS
- Percikan ludah, batuk, atau bersin dari penderita AIDS
- Merawat pengidap AIDS sesuai dengan prosedur
- Makan dan minum bersama dengan pengidap AIDS
BAGAIMANA MELINDUNGI DIRI DARI PENULARAN AIDS?
Kita semua, khususnya remaja, harus “melindungi diri“ dari AIDS. Ini penting karena, kalau seorang remaja tertular HIV, keseluruhan cita-cita dan masa depannya bisa hancur. Secara mudah, perlindungan dari AIDS dilakukan dengan ABC.
1. [A]: Abstinence alias puasa bagi remaja yang belum menikah. Jangan dekat-dekat dengan sanggama. Jauhkan diri dari zina. Onani atau masturbasi merangsang diri sendiri hingga puas (orgasme) sebenarnya kurang baik. Namun, risikonya paling kecil. Jadi, dalam keadaan yang benar-benar tidak kuasa menahan diri dan tak mampu berpuasa, onani dapat dijadikan jalan keluar. Asal jangan menjadi kebiasaan.
2. [B]: Be faithful alias setia pasangan hidup bagi mereka yang sudah menikah. Hanya bersanggama dengan pasangan setianya. Sebagian besar satu suami dengan satu istri. Dalam keadaan khusus, seorang suami bisa beristrikan dua hingga empat. Yang penting, kesetiaan dari semua pihak, baik istri maupun suami. Di sini pun, jika suami istri berpisah dalam waktu lama, onani merupakan jalan keluar sementara yang paling tidak berisiko.
3. [C] Condom alias kondom bagi mereka yang berada dalam keadaan-keadaan khusus seperti para suami atau remaja yang tidak kuat puasa atau setia (ataupun onani) dan masih terdorong melakukan zina. Pemakaian kondom akan melindungi mereka dari penularan PHS dan AIDS. Ini juga bisa melindungi istri atau pacar mereka dari penularan penyakit. Bagi para tuna susila, patut ditumbuhkan anjuran pemakaian kondom pada pasangan kencan mereka.
Dalam keadaan darurat, misalnya pasangan suami istri yang salah satunya menderita PHS ataupun AIDS, pemakaian kondom amat dianjurkan untuk mencegah penularan penyakit kepada pasangan. Yang penting dalam pemakaian kondom adalah (sambil dipraktikkan) melindungi keseluruhan penis dan dipakai sepanjang proses sanggama untuk menghindari sentuhan antara penis dan vagina.
Tambahan perlindungan yang sangat penting
Hindari transfusi darah. Jika terpaksa melakukan tranfusi, yakinkan bahwa darah yang dipakai telah diperiksa oleh Unit Kesehatan Transfusi Darah (UKTD) PMI sebagai darah bebas HIV (juga bebas hepatitis, malaria, dan sifilis).
- Hindari suntik-menyuntik. Sebagian besar obat sama atau lebih efektif diminum daripada disuntikkan. Jika terpaksa disuntik, yakinkah jarum dan tabung suntiknya baru dan belum dipakai orang lain.
- Berhati-hatilah dalam menolong orang luka dan berdarah. Gunakan prosedur P3K yang baku dan aman.
- Bila ada suatu tanda atau gejala yang meragukan, secepatnya periksa ke dokter.
Sekian beberapa ulasan seputar HIV/AIDS.
Terpenting adalah Jauhi Penyakit AIDSnya, Bukan Penderitanya.
Stop Diskriminasi ODHA!
Bersama kita merangkul tangan menggapai masa depan.
Selamat Hari AIDS Sedunia (1 Desember).
Daftar Pustaka :
Adji Dharma, Drs. Med; 1993. AIDS, Petunjuk Pencegahan Bergambar. Penerbit
Archan. Jakarta.
Hartadi, Dr.; 1990. AIDS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Satoto, DR. Dr.; 1994. Tindakan Nyata Para Remaja, Pedoman Pelatihan AIDS.
Markas Besar PMI. Jakarta.





Komentar
Posting Komentar