Langsung ke konten utama

Temu Kangen Bersama PMR SMAN 6 Tasikmalaya

Saya sedang mengisi materi Promkes dan cara menulis artikel
tentang kesehatan di PMR SMAN 6 Tasikmalaya

Sabtu, 18 November 2017, PMR SMAN 6 Tasikmalaya mengadakan kumpulan hari ini. Kumpulan PMR diadakan setiap hari sabtu seminggu sekali. Kali ini, Saya diundang oleh adik-adik PMR SMAN 6 Tasikmalaya untuk mengisi materi Promkes dan cara menulis artikel kesehatan. Kebetulan sekali sudah lama ingin berjumpa lagi dengan rekan PMR SMAN 6 Tasikmalaya, sekalian mengisi materi. Pembelajaran di mulai dari jam 08.00 wib hingga jam 10.00 wib. Meskipun tidak banyak anggota PMR yang hadir, tetapi antusiasme adik-adik PMR dalam mengikuti pembelajaran sangat besar.

Materi yang saya bawakan hari ini tentang Promkes seperti penyakit menular dan tidak menular serta cara menulis artikel kesehatan. Di saat saya menerangkan materi, saya menekankan kepada rekan PMR bahwa PMR tidaklah harus selalu tentang pertolongan pertama. PMR bisa juga dengan Promkes (Promosi Kesehatan) khususnya di lingkungan sekolah. Rekan PMR di SMA bisa lebih di kenal dengan “Peer Education” yang berperan sebagai promosi kesehatan di sekolah bahkan pengajar teman sebaya.

Setelah saya selesai menyampaikan materi kepada adik-adik PMR, materi diteruskan oleh Nurazijah, Ketua PMR SMAN 6 Tasikmalaya. Materi yang dibawakan Nurazijah yaitu Kesja (Kesehatan Remaja). Di materi Kesja menjelaskan tentang berbagai masalah penyakit dan kebiasaan buruk di kalangan remaja. Setelah selesai materi kami semua langsung berfoto bersama di lapangan SMAN 6 Tasikmalaya. Sebuah momen kebersamaan yang tak'kan terlupakan. Bertemu lagi di sesi pelantikan, dan tetap semangat menjalankan Organisasi Kepalang Merahan. Inter arma caritas.






 Tasikmalaya, 18 November 2017
                   Jabat Erat


                Ahmad Yudi S

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekspedisi Pelosok Priangan Timur

Tugu Siliwangi, berada di perbatasan provinsi Jawa Barat-Jawa Tengah “Esa Hilang, Dua Terbilang”, wangsit Prabu Siliwangi Mendengar kata tersebut, mungkin tidak asing lagi ditelinga masyarakat Jawa Barat. Konon, Jawa Barat yang pada zaman dahulu merupakan Kerajaan Pajajaran dan Galuh yang salah satu raja termahsyurnya pada saat itu ialah Prabu Siliwangi. Kisah ini telah menjadi kisah turun temurun masyarakat Jawa Barat. Legenda itu menguat diwilayah priangan timur.  Dari kisah tadi membuat saya tertarik untuk menjelajahi alam Priangan Timur, ditemani rekan Backpacker, Kang Adam Akbar. Kami berdua sepakat untuk explore di hari Jum'at, 16 Februari 2018 dan perjalanan pun dimulai sekitar pukul 09.00 wib dari STIKes Respati, Tasikmalaya dengan tujuan menuju ke perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah. Explore adalah kegiatan yang biasa saya lakukan untuk mengisi waktu kosong atau disaat liburan semester tiba (itung-itung refreshing setelah berperang dengan UAS). Dengan memb...

Ngopi-isme

Ilustrasi : @radenyudistira09 (dokpri) Kegiatan Ngopi dikalangan kaum intelektual bukanlah sebuah hal yang baru, namun telah menjadi sebuah kebutuhan dalam menyusun wacana hingga ke penyelesaian masalah. Ngopi disini bukan berarti kegiatan duduk manis kemudian menyeruput secangkir kopi sembari menghisap sebatang rokok, melainkan ngopi yang dimaksudkan ialah kegiatan diskusi (Ngopi = Ngobrol Pintar). Kegiatan ngopi dapat dijumpai di ruang kelas, perpustakaan, kantin, masjid, ruang keseketariatan ormawa, hingga ruang terbuka seperti taman. Betapa besarnya peran dari ngopi sendiri sebab berbagai pemikiran dan gagasan banyak dilahirkan disini. Bagi mereka yang menasbihkan dirinya sebagai seorang aktivis, organisator, kura-kura (kuliah-rapat, kuliah-rapat) kegiatan ngopi merupakan hal yang lazim ditunaikan dimanapun berada selama ada lawan bicara. Sajian ngopi cenderung lebih nikmat jika ditemani cemilan, misalnya ditemani secangkir kopi (tanpa rokok; bagi mereka yang taat kepada kes...

Catatan Malam Si Lembar Hitam

Angin malam saling berebut menghempaskan diri ke dinding, dari jauh tampak seorang laki-laki sedang meratapi kehidupnya. Ada gerangan yang menghambat dan mengacaukan segala yang menjadi kebahagiannya. Sebuah lingkaran hidup yang seharusnya dapat membuatnya nyaman dan tentram, terpaksa membuatnya tegar akan lingkaran yang tidak pasti. Entah masalah dari dalam atau dari luar, semuanya ia telan begitu saja dengan hati yang tegar.  Terkadang pernah berjumpa dengan sebuah gerombolan yang melayangkan kekesalannya kepada korbannya yang dianggap sebagai kambing hitam. Masalah yang sepele bisa menjadi wahsyana karena banyaknya masa pendukung yang tidak interopeksi. Inilah tragedi atas mengkritisi tanpa intropeksi. Ia tetap menerimanya tanpa adanya pembelaan yang berarti, sukarela dijadikan bidikan dan sasaran.  Belum lagi kondisi yang dirasa belum tentu kondusif, tapi ia berusaha untuk bisa kondusif. Ditengah perkembangan arus, dirinya berusaha tidak menjadi apatis, bahkan...